Thursday, November 26, 2009
Tuesday, November 17, 2009
Sunday, November 08, 2009
Monday, November 02, 2009
Thursday, October 22, 2009
Sunday, October 11, 2009
Friday, October 02, 2009
Thursday, September 17, 2009
Thursday, September 10, 2009
Saturday, September 05, 2009
Tuesday, September 01, 2009
Tersenyum lewat Kartun Terbaik Karya Anak Negeri
KARTUN hadir sebagai sebuah gambar yang berdiri sendiri dan menjadi seni yang universal.Kehadiran kartun,mendatangkan senyum dan tawa tanpa dibatasi bahasa dan budaya bagi orang yang melihatnya.
Senyum tersebut tampak jelas di bibir salah seorang pengunjung, Rayney Wong,ketika menyaksikan karya-karya kartunis Indonesia yang dipamerkan di Pacific Place Mall. Pria berkebangsaan Singapura ini sibuk mengabadikan hasil karya kartunis tersebut sambil sesekali tersenyum melihat karya para kartunis yang unik.
Setiap karya menyimpan makna tersendiri, dan masing-masing orang menafsirkan pesan yang coba diangkat oleh si kartunis dalam bahasanya sendiri. Rayney pun mencoba menginterpretasikan gambar-gambar itu sesuai yang dinilainya. Contohnya ketika melihat karya Jitet Koestana dengan judul Money Case.
Menurutnya, gambar itu memiliki makna bahwa setiap individu akan melakukan apa pun demi mendapatkan uang. Atau kartun dengan gambar tentara yang sedang sibuk berperang, sementara seorang wartawan TV pun tak lepas dari kameranya.
”Gambar ini mewakilkan situasi di mana ada dua kepentingan, yakni tentara yang ingin berperang dan wartawan yang ingin mencari kebenaran,” kata Rayney yang berprofesi sebagai process improvement consultantdi sebuah perusahaan di Singapura ini. Bagi Rayney, tidak sulit memahami bahasa kartun karena dengan tampilan gambar yang memikat orang sudah dapat mengerti maksud si kartunis.
Hal inilah yang membuat kartun semakin menarik dan bersifat universal di dunia. Secara keseluruhan, Rayney melihat, pameran hasil karya terbaik kartunis tersebut dinilai cukup menarik. Ia mengatakan, apa pun yang terjadi selalu ada sisi humor dari kejadian itu,dan hal ini diterjemahkan dengan baik oleh kartunis yang turut andil dalam pameran tersebut. Sejatinya,kartun adalah bidang yang akrab dengan media.
Kartun muncul sebagai gambar yang mendampingi teks, dan kerap mencuri perhatian serta membuat yang menyaksikan tersenyum, bahkan tertawa dengan pikiran tergelitik. Dalam era globalisasi yang mengaburkan batas-batas komunikasi ini, karya-karya kartunis Indonesia telah memiliki tempatnya di berbagai festival internasional.
Nah, karya-karya terbaik inilah yang dipamerkan dalam kesempatan eventkesenian yang hadir di lantai satu mal yang berada di bilangan Sudirman Center Business District (SCBD).Pameran yang berlangsung mulai tanggal 4-30 Agustus 2009 ini, terselenggara berkat kerja sama Joker Syndicate dengan salah satu majalah di Jakarta.
Joker Syndicate merupakan sindikasi atau kumpulan beberapa kartunis profesional dari Indonesia. Sedikitnya ada sekitar 10 hasil karya para kartunis yang diperlihatkan pada pameran ini. Karyakarya ini disebut sebagai karya terbaik karena telah memenangi berbagai penghargaan bergengsi di festival dunia.
Sebutsaja MoneyCasekarya Jitet Koestana yang merebut grand prize dari kategori Money Theme dalam ajang Iran Cartoon Biennial tahun 2007. Atau buah karya Didie SW denganjudul WarandJournalistyang memenangi grand prizedari kategori bebas tema di ajang yang sama. Juga ada Modern Rickshaw besutan Doddy Iswahyudi yang sukses meraih grand prize dalam kontes kartun internasional di Nanjing, China, satu tahun silam.
Kartunis lain yang turut berpartisipasi dalam acara ini adalah Thomdean dengan karya bertema Cross Culture, yang keluar sebagai pemenang SICAF Digital Cartoon Competition di Korea tahun ini. Para kartunis yang terlibat dalam pameran ini, memang telah mempunyai segudang pretasi yang berhasil ditorehkan di ajang festival kartun internasional.
Jitet sendiri melihat perkembangan dunia kartun di Tanah Air berkembang dengan pesat.Terbukti,banyak diantara para kartunis muda yang mengikuti ajang festival kartun tingkat internasional. Didukung pula dengan semakin banyaknya media yang menyediakan kolom-kolom sebagai sarana para kartunis untuk berkreasi.
Kemunculan kartun yang membawakan aspek menghibur dengan menyoroti fenomena yang terjadi di masyarakat, tentunya memberi warna dalam kehidupan.Hal inilah yang ingin disampaikan oleh para kartunis yang tergabung dalam Joker Syndicate.
”Di tengah keadaan yang membuat kening berkerut, kami hanya ingin membuat orang sekadar tersenyum,”ungkap Jitet.Ke depan, Jitet berharap dunia kartun Indonesia menjadi lebih baik dan Indonesia dapat terus menciptakan bibit-bibit baru yang unggul di bidang ini untuk membuat harum nama bangsa di mata dunia.(sri noviarni/seputar indonesia).
Monday, August 17, 2009
Sunday, July 26, 2009
Sunday, July 19, 2009
Sunday, July 05, 2009
Tuesday, June 23, 2009
Thursday, June 18, 2009
Monday, May 25, 2009
Apakah Pakarti Masih Dibutuhkan?

(Periode 1999-2004, Suwung Kepengurusan)
Oleh Darminto M Sudarmo *)
Pertanyaan sederhana yang muncul adalah, apa sebenarnya Pakarti itu? Pakarti adalah Persatuan Kartunis Indonesia (Indonesia Cartoonist Association). Dapukan (set up) awalnya dimaksudkan sebagai organisasi profesi para kartunis Indonesia. Kalau para dokter punya organisasi profesi bernama IDI (Ikatan Dokter Indonesia), insan perfilman punya Parfi (Persatuan Artis Film Indonesia) dan para pelawak punya Paski (Persatuan Seniman Komedi Indonesia), maka Pakarti adalah tempat bernaung dan berlindungnya para kartunis Indonesia dalam menjalankan profesinya.
Bernaung dan berlindung artinya, kalau ada kartunis tidak bener (melanggar kode etik dalam menjalankan profesinya sehingga merugikan orang lain dan membawa masalah dalam organisasi), maka Pakarti selaku organisasi wajib “membina” kartunis bersangkutan; kalau ada kartunis yang kena perkara ketika menjalankan profesinya; misal kena somasi atau tuntutan pihak lain yang salah paham atau tersinggung karenanya, maka Pakarti wajib memberikan advokasi, pembelaan hukum lewat pengacara atau pembela yang direkomendasikan.
Kalau Pakarti hanya berpikir bahwa yang disebut aktivitas itu adalah Lomba dan Pameran Kartun, itu tidak salah. Tetapi sebagai organisasi berkapasitas nasional, dua item kegiatan di atas itu terlalu remeh dan cukup dilakukan oleh Koordinator Bidang, yang dibawahi Pakarti. Sebagai organisasi profesi cakupannya sangat luas; menyangkut filosofi, ideologi, visi dan misi organisasi, kode etik, hingga kontribusi riilnya dalam masyarakat.
Pakarti secara nyata dideklarasikan pada 1989 di Ancol, Jakarta. Terpilih sebagai Ketua Umum Pramono R. Pramoedjo untuk masa kepengurusan 1989-1994. Pada 1994, diadakan Munas (musyawarah nasional) di Yogyakarta untuk memilih Ketua Umum Pakarti periode 1994-1999; Pramono R. Pramoedjo terpilih lagi.
Tetapi entah karena situasi makro atau mikro Indonesia yang lagi kurang nyaman, tahun 1999 tak ada munas atau penegasan pertemuan mengenai status kepengurusan Pakarti periode 1999-2004. Sehingga secara de facto maupun de jure, pada periode “suwung” itu Pramono R. Pramoedjo yang terpaksa menjalankan aktivitas organisasi; itupun kalau ada aktivitas yang signifikan. Saya juga heran, selain Pramono sebenarnya ada Wakil Ketua Umum, ada Sekretaris Jenderal, ada Pengurus-pengurus Daerah, ada Ketua Bidang yang jumlahnya nyaris belasan; tetapi anehnya kok tidak ada satu pun “Pejabat” Pakarti yang mengingatkan pentingnya Munas pada tahun 1999 itu atau ngobrol ringan yang intinya adalah membahas kelangsungan setelah masa jabatan Pramono yang kedua habis (batas masa jabatan dalam AD-ART setiap individu adalah dua kali). Jadi kesimpulan saya; nyaris sebagian besar kartunis kita itu “kurang gaul” dalam organisasi; tak paham apa artinya AD-ART, tak mengerti aturan main organisasi khususnya mengenai kewajiban dan hak; karena fakta membuktikan, periode 1999-2004 yang masuk kategori “suwung” legitimasi dan legalitas. Tetapi, tetapi lagi nih, kalau Pakarti hanya mau bersemangat organisasi cemen, kecil-kecilan tingkat regional atau lokal dan segmented, ya tidak perlu saya capek-capek mikir dan nulis ini; tetapi karena sejak pendiriannya memang diset-up dan disepakati untuk menjadi organisasi kartunis Indonesia, saya hanya dapat berdoa dan berharap, semoga di masa mendatang dengan adanya personel-personel muda, Pakarti dapat menjadi sebuah organisasi kartunis yang memang diakui dan didukung oleh para kartunis Indonesia.
Perjalanan waktu kemudian juga mencatat, periode kepengurusan Pakarti tahun 2004-2009, saya tidak peduli bagaimana mekanisme pemilihannya, tersebutlah nama Jango Pramertha sebagai Ketua Umum Pakarti yang deklarasinya diselenggarakan di Bali. Penuh optimistime dan harapan, itu yang terlihat dari wajah sumringah para kartunis yang hadir dan menyaksikan prosesi penobatan pengurus Pakarti periode tersebut. Apalagi Bali bagi sebagian besar kartunis Indonesia merupakan pintu gerbang internasional; sehingga layak bila dengan ditempatkannya Pakarti di Bali akan dapat membuka akses internasional; itu artinya, akses bagi para kartunis Indonesia untuk dapat menikmati kelanjutan dari pergaulan tersebut. Apakah itu dalam bentuk sosialisasi atau peluang-peluang lain yang pada dasarnya bakal meningkatkan harkat dan martabat kartunis Indonesia di kancah dunia.
Tetapi, lagi-lagi tetapi, bahwa berbuat memang tidak semudah kita berkhayal atau berimajinasi. Harapan dan angan-angan dapat saja setinggi langit, tetapi fakta adalah fakta; yang akan bicara apa adanya. Dan di luar arus organisasi Pakarti, ternyata kita dapat melihat bahwa kartunis Indonesia toh tetap saja melakukan rutinitas “takdir” yang melingkupi dirinya; yaitu, berkarya, mengirim karya itu ke media atau ke penyelenggara lomba, atau membuat ilustrasi untuk proyek-proyek buku; mungkin sebagian lain ada yang sibuk di animasi, dan lain-lain. Kata kartunis yang dimaksudkan di sini adalah kartunis yang tidak organik dengan suatu institusi penerbitan atau bisnis lain. Mereka yang orang menyebut free-lancer; yang bisa makan kalau ada kerjaan; yang tidak tahu bisa makan atau tidak kalau tidak ada karya yang dimuat, tidak ada honor yang datang, tidak ada karya yang menang di lomba dan lain-lain.
Sementara itu para kartunis yang masuk kategori “papan langit”, seperti GM Sudarta, Pramono, Dwi Koendoro, Priyanto S dan lain-lain praktis sedang disibukkan oleh rutinitasnya dan sekian agenda yang bertumpuk-tumpuk. GM Sudarta kini sibuk mengajar di sebuah universitas di Jepang. Pramono dan Priyanto sibuk mengintensivikasi Museum Kartun Indonesia Bali; Dwi Koendoro selain usreg dengan Panji Koming-nya juga ada beberapa agenda yang terkait tidak selalu sama kartun, tetapi itu sangat menyita waktunya sehingga praktis mustahil ada kartunis muda yang bisa sambat: “Mas, sudah lima hari ini, saya gak dapat honor sehingga tak bisa kasih belanja buat anak istri....”
Tidak relevan. Organisasi kayak Pakarti tak ada kaitannya dengan urusan rumah tangga dan kesejahteraan kartunis. Benarkah?
Menjadi kartunis, sebuah pilihan profesi, sebenarnya sama saja dengan menjadi yang lain: makelar, tukang becak, sopir, pemborong, wartawan, dalang wayang kulit, pelukis, pengamen, kondektur, pegawai negeri, buruh pabrik, manajer perusahaan, direktur, dokter, bintang film atau apapun! Setiap pilihan selalu ada sisi plus dan sisi minusnya. Karena itu hukum alam atau hukum keseimbangan. Bahasa kerennya, kasualitas obyektif.
Di Kokkang (Kelompok Kartunis Kaliwungu) dapat anda observasi apa yang dirasakan tiap-tiap anggotanya. Senang atau tidak senangkah mereka menjadi kartunis? Sebagian ada yang nyambi jadi pegawai bank, guru, buruh pabrik atau pekerja serabutan; tetapi sebagian yang lain, benar-benar hidup dari mengartun atau menggambar kartun.
Persoalan serupa dapat pula anda tanyakan kepada kartunis Jitet Koestana (yang nyaris menjadi langganan sebagai pemenang di berbagai lomba internasional dengan hadiah ribuan dollar/puluhan juta rupiah) padahal sebagai kartunis Kompas, semestinya ia sudah dapat hidup nyaman; tetapi mengapa rutinitasnya dalam berkarya untuk diikutkan di lomba kartun luar negeri seperti tak pernah bisa berhenti? Juga kepada Thomdean, kepada Didie SW.
Menjadi kartunis pada akhirnya memang tak beda menjadi yang lain. Harus masuk ke dalam rimba kompetisi yang luar biasa keras dan tak terduga. Masing-masing tidak dapat menunggu tips dan trik yang diberikan oleh Pakarti; mereka harus mencari sendiri bagaimana kiat hidup sebagai kartunis supaya tetap survive dan eksis. Untuk kasus ini dapat ditanyakan ke Benny dan Mice yang kini total bersandar hidup dan beraktualisasi diri lewat kartun.
Dari Salatiga, Jawa Tengah, 23 Mei 2009 sekitar pukul 14.00 WIB, tersiar berita telah terpilihnya kepengurusan Pakarti untuk periode 2009-2014, yaitu Is Ariyanto dan Mullie sebagai Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum Pakarti; bagaimana mekanisme pemilihannya memang tidak relevan untuk diperdebatkan karena situasinya benar-benar darurat; tetapi, Pakarti di bawah anak-anak muda yang tentu saja penuh dengan energi dan kesegaran tersebut, diharapkan mereka dapat menata kembali konstruksi organisasi baik dalam arti fisik/teknis maupun filosofis- ideologis.
Tanpa Pakarti, kartunis Indonesia memang dapat tumbuh dan berkembang, tetapi dengan adanya Pakarti, seyogianya kartunis Indonesia makin tumbuh dan berkembang; baik secara personal maupun kolektif, baik kuantitas maupun kualitasnya; baik keilmuan maupun kepemilikannya. Dengan kepemilikan yang memadai diharapkan kartunis Indonesia kelak juga dapat memberikan kontribusi riil (sembako atau uang tunai) bagi saudara-saudara lainnya yang masih kekurangan. Ya, kan? Apa artinya honor dan hadiah lomba gede kalau hanya dinikmati sendiri?
Bukit Kencana Jaya, Semarang, 25 Mei 2009
*) Demi penyebaran informasi analisis tersebut, tulisan ini dimuat di blog “Kartun Indonesia”, di “Kokkang” dan di note “FaceBook”; mohon pembaca maklum.
Monday, May 11, 2009
Salatiga Temu Runding

Quo Vadis Pakarti?
Kali ini, Salatiga, Jawa Tengah, menjadi tempat penting berlangsungnya “Temu Runding” para pucuk organisator kartunis Indonesia, baik yang tergabung maupun tidak tergabung dalam Pakarti (Persatuan Kartunis Indonesia). Temu runding yang dimaksud adalah alternatif lain dari tradisi penyelenggaraan kongres dari berbagai pengurus daerah yang berada di berbagai wilayah di Indonesia; alternatif yang dimaksudkan di sini adalah pilihan demi penyiasatan kondisi makro perekonomian bangsa yang lagi kena imbas krisis dan lain-lainnya. Gampangnya ngomong untuk ngirit-lah!
Para pucuk organisator itu kayak MPR-nya kita zaman dulu. Tugasnya adalah merundingkan dan melakukan pengkajian, pertimbangan dan kemungkinan melakukan pengambilan keputusan salah satu nama yang akan diputuskan menjadi presiden dan wakil presiden; tapi untuk organisasi kartun, ya, Ketua Umum Pakarti untuk masa kepengurusan periode 2009 – 2013. Kemudian, para pucuk tadi juga mempertimbangkan, mengkalkulasi calon Wakil Ketua Umum Pakarti.
Setelah kedua nama yang menjadi kunci organisasi Pakarti terpilih, maka untuk memilih jajaran di bawahnya dapat dilakukan oleh keduanya dalam forum tersendiri yang lebih intens dan tepat sasaran. Apakah itu terkait dengan keinginan menyusun departemen dengan person penanggungjawabnya; apakah mau menyusun dan membentuk Pengda (pengurus daerah) berikut nama-nama penanggungjawabnya maupun hanya sekadar brainstorming soal strategi dan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang Pakarti.
Para pucuk yang diharapkan hadir dan melakukan gawe penting bernama Temu Runding pada hari Sabtu, 23 Mei 2009, pukul 11.00, di Galeri Kayoe, Salatiga itu antara lain: Pramono R. Pramoedjo (Salatiga), Bagong Soebardjo (Yogyakarta), Darminto M Sudarmo (Jakarta/Semarang), Danny Adil (Medan), Fondy Artha (Makassar), Itos Boedy Santosa (Kaliwungu, Kendal), Is Ariyanto (Surakarta), Jango Pramertha (Bali), Koesnan Hoesie (Semarang), Mullie (Salatiga), Praba Pangripta (Yogyakarta), dan Pamudji MS (Ambarawa, Jawa Tengah). Bila tak ada aral, Danny Septriadi seorang konsultan pajak yang sangat meminati bidang kartun akan mengisi acara seusai pemilihan ketua dan wakil ketua Pakarti. Danny memiliki koleksi kartun nyaris se-dunia; khususnya kartunis-kartunis popular dari Amerika Serikat maupun negara-negra lain. Ia punya obsesi ingin mendirikan Museum Kartun Dunia dalam bentuk virtual/digital.
Selamat bertemu runding, semoga Salatiga berhawa tetap sejuk dan menghasilkan keputusan yang sejuk pula. (*)
Friday, May 08, 2009
Monday, May 04, 2009
Tuesday, April 28, 2009
Tuesday, April 07, 2009


- Kokkang
- Kaliwungu, Kendal/Jawa Tengah, Indonesia
- Kaliwungu Cartoonist Association. Kelompok kartunis kaliwungu, berdiri pada tahun 1981/1982 dibidani oleh Odios (Darminto M Sudarmo) dan Itos
Haluuuuwwwww!!!
Followers
Pidato Basah Kuyub

Kartun M. Muslih
Hukum Gantung Gaya Baru

Kartun M. Nazarudin
Total Pageviews
Bookmarks
KOKKANG Store
Noah in a City

Kartun Abdul Aziz
Parlemen

Kartun M. Najib
Hemat BBM

Kartun Tyud Tahyudin
-
Tiga Buku Baru Format Digital - Tiga Buku Baru *Format Digital* dapat diakses dengan meng-KLIK link berikut: *HQ - Humor Quotient - Kecerdasan Humor* *Anatomi Lelucon di Indonesia* *...9 years ago
-
Kabar Baik buat Para Mahasiswa, Peneliti, dan Peminat Studi Humor - Oleh *Odios Arminto* Humor itu energi budaya. Keberadaannya dirasakan umat manusia di seluruh jagad raya. Ia menyelinap, mengendap-endap dan menyatu ke ...10 years ago
-
Indonesia HumOr Mag IX Edition - There were so many issues related to the goverment, parliament, politicians, policeman, banking, law, campaign scandal, etc,etc. These are genuine politica...12 years ago
-
Era Kebangkitan Kartunis Facebook - Periode paling monomental bagi kebangkitan kartunis facebook ditandai dengan manuver gerakan "Limaratus Karikatur Pepeng Soebardi". Gerakan yang dimotori P...12 years ago

Kartun Joko Susilo
Popular Posts
-
"Capres Rasa Mie Instan " Karya Fonda Lapod "Guernica Rasa Porong" Oleh Rahman Seblat Karya2 Martono Loekit o "Rona...
-
Saat Pembukaan Museum Kartun Indonesia Bali, Maret 2008 (foto: dms) Oleh Darminto M Sudarmo – Katalog Museum Kartun Indonesia Bal...
-
Kreasi Darminto M Sudarmo Kreasi Martono Loekito Kreasi Djoko Susilo Kreasi Gom tobing
-
Seorang pegawai negeri dari Kendal, Jawa Tengah, sejak kemarin sibuk di Habibie Center. Ia bukan ilmuwan, bukan aktivis lembaga itu, dan bu...
-
Oleh Budi Setiyono HUJAN bulan Maret mengguyur Kaliwungu. Deras. Dengan bus Semarang-Sukorejo, saya turun di Masjid Agung Kaliwungu. Dan ...
-
Brosur Katalog Pameran Kokkang Setidaknya, pada akhir tahun 2012 ini, Kokkang (Kelompok Kartunis Kaliwungu) telah berumur 31 tahun. U...
-
Salah satu kartun karya Doddy Iswahyudi KARTUN hadir sebagai sebuah gambar yang berdiri sendiri dan menjadi seni yang universal.Kehad...
-
(SEORANG wartawan budaya, Budi Setiyono, yang tergolong cukup intens dan mendalam mengkaji fenomena yang terjadi di komunitas Kokkang, perna...
Related Blogs or Sites
-
-
Pelatihan Humor untuk Eksekutif - *Pelatihan Humor untuk Eksekutif* *Silabus Pelatihan* *Tujuan Instruksional Umum:* Tujuan pelatihan humor ini adalah tercapainya kemampuan praktis mem...9 years ago
-
Pelatihan Humor untuk Eksekutif - *Pelatihan Humor untuk Eksekutif* *Silabus Pelatihan* *Tujuan Instruksional Umum:* Tujuan pelatihan humor ini adalah tercapainya kemampuan praktis...9 years ago
-
Tiga Buku Humor Terbitan Digital - [image: http://www.wayang.co.id/index.php/toko/detail/43409]10 years ago
-
Aneka Komentar Yahud tentang Buku Republik Badut - Judul:* Republik Badut* Penulis: *Darminto M Sudarmo* Genre: Satir - Humor Dosis Tinggi Cetakan : Beranda Tebal : 240 Ukuran : 14 x 17 cm Kertas : Book Pap...11 years ago
-
Endorsements Buku Republik Badut - Judul: *Republik Badut* Penulis: *Darminto M Sudarmo* Genre: Satir - Humor Dosis Tinggi Cetakan : Beranda Tebal : 240 Ukuran : 14 x 17 cm Kertas : Book Pa...11 years ago
-
Aneka Komentar tentang Buku “Republik Badut” - Judul: *Republik Badut* Penulis: *Darminto M Sudarmo* Genre: Satir - Humor Dosis Tinggi Cetakan : Beranda Tebal : 240 Ukuran : 14 x 17 cm Kertas : Book ...11 years ago
-
-
-
-
Categories
- 26 Tahun Kokkang (1)
- A (1)
- About Justice by Tyud (1)
- Album tolak Malaysia (2)
- Anak-anak Bandel (1)
- Andy Santajaya (1)
- Aneka Kariktur Wajah oleh Olexs Cartoonist dan Gom Tobing (1)
- Anggoro yang Melenggang Bebas (1)
- appraisalnewsonline.typepad.com (1)
- Aprianto Setiawan (1)
- B (1)
- Bahan-bahan diambil dari Facebook (1)
- Bahan-bahan diambil dari Facebook's Photos (1)
- Bali dan Salatiga (1)
- Berhenti di Kaliwungu (1)
- blueherald.com (1)
- Bom JW Marriot and Ritz Carlton (1)
- Bravo Budi (1)
- Budi Setiyono (1)
- Bukan Sekadar Penggembira (1)
- by Gom Tobing (1)
- Caleg (1)
- Caricature by Gom Tobing (1)
- Cartoon by Djoko Susilo (1)
- Cartoon by Simone Frosini (1)
- cartoonesia.com (1)
- Cartoons by Qomar (1)
- casinowatch.org (1)
- Charles M. Schulz (1)
- Charlie Brown (1)
- Darminto M Sudarmo (3)
- desain koran Kokkang (1)
- Didie SW (2)
- Dinamika Indonesia (1)
- Djoko Susilo (1)
- dms (2)
- Doa Kesembuhan (1)
- Dok Pribadi (3)
- Dokumen Andy Santajaya (1)
- Eko Bimantara (1)
- Emang Bisa Dimakan karya Qomar Sosa (1)
- Enggaklah Yaowww karya Qomar Sosa (1)
- etc (1)
- FaceBook (3)
- forums.invisionpower.com (1)
- forums.moneysavingexpert.com (1)
- GM Sudarta (1)
- Habibie Center (1)
- Hare Gene Disuruh Turun Tahta (1)
- Hari Kemerdekaan Indonesia (1)
- Herpri Yanto (1)
- Histeria Pepeng Jari-jari (1)
- Ifoed (1)
- Indonesia (2)
- Indonesiaku Oh (1)
- Jakarta (1)
- Japan (1)
- Jawa Tengah (1)
- Johanes Jouns (1)
- Joker Syndicate (1)
- Joko Hardyanto (1)
- Joko Luwarso (1)
- Juli 2009 (1)
- Kabinet Baru (1)
- Kaliwungu (2)
- Kambing Hitam Kemacetan Jakarta karya Qomar Sosa (1)
- Karikatur oleh Gatot-E (1)
- Kartun (1)
- Kartun Berhenti di Kaliwungu (2)
- kartun karya Djoko Susilo (1)
- kartun oleh Andy Santajaya dan Non O S Purwono (1)
- kartun oleh Non-O S Purwono (1)
- Kartun2 Andy. Gom Tobing (1)
- Kartun2 oleh Gom Tobing (1)
- Karya Ifoed (2)
- Karya Tyud Tahyudin (2)
- karya: Thomas Lionar (1)
- Kekerasan Terhadap Anak (1)
- Kendal (1)
- Kilas Kartunis Tahun 1980-an (1)
- Koesnan Hoesie (1)
- Kokkang (1)
- KOKKANG 26 Tahun (1)
- Kokkang Update (1)
- Koleksi Pribadi (1)
- Kombat Publishers (1)
- Komedi Mal Indonesia karya Qomar Sosa (1)
- Komedi Sampah Jakarta karya Qomar Sosa (1)
- Kongres Pakarti Ancol (1)
- Kreasi Kartunis Indonesia (1)
- Krisis Ekonomi Global (1)
- Kursi Kok Jadi Rebutan (1)
- Kyoto (1)
- Lain Dulu Lain Sekarang; kartun oleh Martono Loekito (1)
- Latar Belakang dan Silsilah Lahirnya KOKKANG (1)
- M. Nasir (2)
- Martono dan Jim B Aditya (1)
- Martono Lekito (1)
- Martono Loekito (3)
- Maulana Wahid Fauzi (1)
- Melawan Krisis 2009 karya Tiyok (1)
- meltdown2011.wordpress.com (1)
- Mengantarkanku Jadi Juara (1)
- Mengartun Sebagai Hobi (1)
- Mengukur Suhu Politik Indonesia oleh Tyud Tahyudin (1)
- Merdeka Daily News (3)
- MOP (1)
- Museum (1)
- Namanya Juga Pesta...karya Qomar Sosa (1)
- Negeri Kartun (1)
- Organisator dan Eksekutor (1)
- Pakarti (1)
- Peanut (1)
- Pena Berdarah (1)
- Pertarungan Seru dan Demokratis oleh Tyud Tahyudin (1)
- politicalhumor.about.com (1)
- polling (1)
- Purnatugas DPRD (1)
- Qmr (1)
- Qomar Sosa (2)
- Qommarudin (1)
- Quo Vadis Indonesia? Karikatur oleh Djoko Susilo (1)
- Risiko Perjuangan (1)
- Rolf Heimann (1)
- Salatiga Meeting (1)
- Seika (1)
- Seizin Taggers (1)
- Seputar Indonesia (1)
- Serangan Pesona Capres (1)
- Snoopy (1)
- Stres (1)
- Suara Merdeka Daily News (1)
- Supremasi Hukum oleh Non-O (1)
- Suyono (1)
- Tahun Baru Ehemnya Juga Baru Karya M. Najib (1)
- Tanpa Komentar (1)
- Teguh Angka (1)
- Temu Kartunis Nasional Pertama dan Terakhir (1)
- Tetap Mengartun Walaupun Obama Menang (1)
- Thomdean (1)
- Tinggal Pilih Capres 2009: Punya Kompetensi sebagai Konseptor (1)
- Tony Tantra (1)
- Tribute (1)
- Tyud (1)
- Tyud dan Qomar Sosa (1)
- University (1)
- Waktu 60 Menit (1)
- Wartawan Perang (1)
- Why (1)
- Widi Yatno (1)
- www.toonpool.com (1)
- www.youtube.com (1)
- Yogyakarta (1)
- Yono (1)
Hutan Kita 1

Kartun M. Nasir
Hutan Kita 2

Kartun M. Nasir
Kasur Bola

Kartun Abdul Qodir
Kehabisan Anak Panah

Kartun Abdul Aziz
Bayangan

Kartun Heru Kurnianto
Melempar Topi

Kartun Tosso
Banjir

Kartun M. Muslih
Koruptor Insaf

Kartun M. Nazarudin
Kalah tapi Aman

Kartun Wijanarko
Hidup Harmonis

Kartun Muchid Rahmat
Di Antara Karya

Kartun Ifoed