Friday, October 15, 2010

Doa Kesembuhan untuk GM Sudarta

Oleh Darminto M Sudarmo

Kreator Oom Pasikom yaitu kartunis GM Sudarta kini terbaring sakit di Yogyakarta. Kesehatannya tampak menurun cukup drastis setelah beberapa saat bertugas sebagai Profesor Tamu di Seika University, Kyoto, Jepang (2008). Belum selesai lima tahun masa tugasnya, GM Sudarta pulang ke Indonesia karena masalah kesehatan yang terus mengganggu aktivitas kesehariannya.  

Tentang kesehatannya ini, Taufik H Mihardja, salah seorang wartawan Kompas menulis di Facebook, “Mas GM itu hari Jumat (13/8) lalu, kaki kirinya sudah dioperasi. Akibat dari jatuh sehingga kedua tulang kaki kirinya (di bawah lutut) patah. Mengapa jatuh? Kemungkinan, kata Mas GM, dia dalam keadaan 'melayang' akibat hepatitis c. Terhadap hepatitis c, sudah dilakukan penyembuhan selama empat bulan terakhir, dan perlu penyembuhan total selama setahun. Termasuk di dalamnya ada transfusi darah.  Sekarang Mas GM harus istirahat total dan kaki kirinya nggak boleh napak selama 2-3 bulan ke depan. Kita doakan saja semoga beliau lekas sembuh, baik kakinya maupun hep-nya. Amiiiin ...”

Sementara itu, kritikus seni rupa Kuss Indarto yang bermukim di Yogyakarta dan berkesempatan mengamati langsung kondisi GM Sudarta menulis di situsnya, Indonesia Art News,Kalau di harian Kompas edisi Sabtu (14/8/2010), persisnya di rubrik ‘Opini’ halaman 6 masih terpapar gambar kartun editorial ‘Oom Pasikom’, itulah bagian penting dari daya hidup seorang Gerardus Mayela Sudarta atawa lebih populis diakrabi sebagai GM Sudarta.

“Hidupnya seperti didedikasikan sepenuhnya untuk seni kartun. Padahal, sehari sebelumnya, tulang kering (tibia) kaki kirinya harus dioperasi untuk dipasang platina. Ini terpaksa dilakukan setelah kartunis kelahiran Klaten tersebut terjatuh di kamar mandi. Dan semuanya ini—ya operasi tulang kaki, berkarya meneruskan “nyawa” Oom Pasikom di Kompas, dan pemulihan serta mengontrol kesehatannya—dilakukannya di Ruang Carolus lantai 5 nomer 28, Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta.”

Kartunis Pramono R Pramoedjo yang kini bermukim di Salatiga dan bukan orang “lain” bagi GM Sudarta belakangan ini juga tampak semakin sibuk mondar-mandir antara Salatiga-Yogyakarta. Secara usia Pramono lebih tua dari GM Sudarta, untunglah dia masih diberi kesehatan dan kekuatan untuk menjaga dan merawat “adik”-nya. Kartunis yang tergabung di Pakarti (Persatuan Kartunis Indonesia) yang kini berpusat di Solo, bersama-sama dengan kartunis dari Semarang dan Yogyakarta tak ketinggalan untuk hadir di Yogyakarta guna memberikan doa dan dorongan  semangat bagi kesembuhan kartunis GM Sudarta.

Merasakan putaran waktu, bergeraknya hari demi hari, saya merasakan denyut nadi dan debaran jantung berdetak semakin kencang. Tentu bukan hanya saya yang mengkhawatirkan kesehatan GM Sudarta. Saudara, sahabat, kolega, dan terutama teman-teman kartunis. Tidak, tidak hanya itu. GM Sudarta sebagai representasi Oom Pasikom, adalah juga milik seluruh pembaca Kompas. Berapa puluh tahun Oom Pasikom menemani pembaca? Nyaris paralel dengan usia koran ini. Itu artinya pembaca juga sangat berharap bahwa Oom Pasikom tetap hadir di koran ini sesuai dengan jadwalnya: Rabu dan Sabtu.

Ada fakta lain yang tak dapat dinafikan dari peran Oom Pasikom sebagai wakil suara hati nurani rakyat, yang sindiran dan keusilannya kadang dapat menyulut rasa jengkel pihak yang jadi sasaran (sengaja atau tak sengaja) dan kumulasi dari semua itu adalah terbentuknya  energi defensif yang di waktu lalu dikenal sebagai “musuh-musuh” Oom Pasikom. Kelompok ini boleh jadi memusuhi atau anti-Oom Pasikom, tetapi setelah mereka pensiun dan jadi rakyat biasa, bukan tak mungkin pandangan dan penilaiannya tentang Oom Pasikom bisa berubah. Kelompok ini menjadi sparing partner sang kartunis dalam menelusuri makna terdalam dari bagaimana sesungguhnya kritik yang elok dan indah dalam format budaya Indonesia?

Salah satu pencerahan yang dicapainya adalah “Jangankan presiden, menteri, pejabat atau pihak lain tidak akan marah saat menerima kritik, kita sendiri, yang orang biasa, yang tidak punya andalan apa-apa juga marah atau berkecenderungan marah.” Sikap GM Sudarta ini dianggap terlalu lunak oleh kartunis A. Sibarani, yang di zaman Orde Lama, dikenal sebagai karikaturis yang sangat tajam dan hiperkontemplatif. Dan di zaman Orde Baru, “bergerilya” dengan opini-opini (political cartoon) yang makin tajam, bahkan kadang penuh rasa amarah!

Sebagai kreator, GM Sudarta tidak hanya andal dalam olah seni kartun. Dia juga mendalami dunia kepenulisan dengan sangat intens. Sebagai jurnalis, laporan-laporan perjalanannya selalu memikat. Sebagai novelis, dia pernah mengikuti lomba penulisan novel dengan nama samaran di majalah wanita dan menang. Di Kompas sendiri, beberapa cerita pendeknya (cerpen) cukup sering muncul dan salah satu di antaranya terpilih masuk kualifikasi Kumpulan Cerpen Terbaik Kompas dengan juri dan tim penilai dari pihak luar (bukan orang Kompas).

Sebagai ilustrator, sebagai pelukis, ia telah menemukan gaya dan stilisasi yang mewakili eksistensinya. Sebagai individu, GM Sudarta termasuk sosok yang menakjubkan. Saat bersekolah di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta, dia mendapat julukan atau “olok-olok” dari para seniornya, di antaranya Pramono dan Dwi Koendoro sebagai “Si Anak Ajaib”; selain karena kecerdasannya, saat berkuliah itu GM sering terlihat memakai celana pendek.
Sebagai insan pembelajar, GM Sudarta juga sangat cepat menyesuaikan diri dengan situasi. Itu terlihat dari kompetensinya dalam penguasaan bahasa Inggris. Tak aneh bila wawasannya broadminded dan pergaulannya lintas negara. Di tingkat internasional dari Indonesia yang paling sering muncul ke permukaan sebagai selebriti kartunis, salah satunya adalah GM Sudarta.

Banyak pengalaman empirik yang dimiliki GM Sudarta; banyak “oleh-oleh” (dari penjelajahannya ke berbagai negeri) yang belum dibagikan kepada para kartunis muda. Jadi, wajar bila banyak harapan yang ditumpukan padanya; kususnya, GM belum buka kartu mengenai rahasia “metodologi”-nya sebagai mahluk kreatif yang bertalenta ganda. 

Akhirnya, GM Sudarta, Oom Pasikom, Harian Kompas, karikatur Indonesia, humor Indonesia, adalah tali-temali yang sambung menyambung menyulam harapan dan itu semakin mempertebal keyakinan bahwa apa yang terjadi di balik setiap cakrawala adalah rentetan doa akan permohonan kesembuhan dan kesehatannya. Semoga!

Darminto M Sudarmo, kartunis, penulis dan pencinta humor.

2 comments:

  1. Saya sudah melihat hasil karya sejak saya sebelum menjadi wartawan hingga sekarang tidak lagi wartawan.Karya kolumnis yang sulit didapat anak bangsa. Kesetian pada profesi."Lebih baik memaksimalkan satu talenta yang Tuhan berikan kepada kita dari pada iri terhadap 10 talenta milik orang lain. Semoga Tuhan memberkati dan memberikan kesembuhan total Bung ...!-jiss maramis,jakarta

    ReplyDelete
  2. Bung jiss maramis ...benar kata Anda. Fokus adalah kata yang amat tepat untuk mencapai keinginan. Terimakasih ...alhamdulillah sekarang Mas GM Sudarta sudah sembuh dan dapat berkarya lagi sebagaimana yang sudah-sudah...

    ReplyDelete

Tuliskan komentar atau pendapat Anda di kolom ini kemudian klik Preview atau langsung Publish!